lazada indonesia

Thursday 20 June 2013

Bersih Itu Indah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Hari ini, aku, Ayah dan Ibu bergotong-royong membersihkan seluruh sudut rumah mulai dari teras rumah, ruang tamu dan lain sebagainya. Tak ada sampah yang tersisa, tak ada debu yang tersisa; itulah harapan kami hari ini.

Aku sangat bersemangat sekali hari ini karena aku sudah tidak sabar ingin melihat rumahku bersih dari debu, sampah dan kotoran. Aku pun mulai membantu kedua orang tua ku dengan mengumpulkan sampah-sampah dedaunan yang berserakan di pekarangan rumahku.

“Anak ibu pintar sekali sih, siapa yang mengajari anak ibu yang satu ini ya?” sapa ibu seraya menghampiriku yang sedang memungut sampah dedaunan satu persatu.

“Tentu Ibu dan Ayah dong yang ngajarin Chika. Siapa lagi?” aku menyahut sapaan ibu dengan penuh senyuman. Ibu memelukku erat, dan mengelus rambutku.  “Yang bersih ya Chika sayang. Nanti kalau sudah bersih semua, Ibu akan kasih Chika hadiah makanan. Ibu bangga punya anak pintar seperti Chika!”  “Hore!! Yeay! Asiikk!” ucapku bergembira. Aku pun semakin bersemangat membersihkan rumah.
***
Seusai membersihkan dedaunan, kini aku membantu Ibu menyapu teras rumah. “Debu, kotoran! Ayo minggir! Aku akan membersihkanmu!” ucapku bersemangat sambil membawa sapu dan bertingkah seperti seorang peri yang akan menyulap teras rumah ini menjadi bersih seketika. “Wuss, wuss, wuss!” aku menyibakkan sapu ini dengan secepat kilat. “Chika, menyapu terasnya pelan-pelan ya. Debunya terbang kemana-mana tuh. Jadi kotor, kan?” tegur ayah kepadaku saat melihat polahku yang ada-ada saja. “Iya, Ayah! Maafin Chika ya! Hehe.” Aku langsung nyengir kuda dan mulai membersihkan halaman teras ini dengan serius.

Sruuk...sruukk...! Aku tak henti menggoyangkan gagang sapu ini ke kiri dan ke kanan. Sapu ijuk pun mulai membersihkan teras ini..
“Sapu ajaib! Sapu pintar!” ujarku lagi  melihat halaman ini sudah hampir bersih.
***
Saat aku masih membersihkan teras rumah, tiba-tiba ibu menghampiriku lagi dengan membawa aneka makanan. “Chika, kalau sudah bersih, Chika langsung cuci tangan ya. Kita makan sama-sama!” “Siap, Bu,” ujarku dengan penuh semangat. Tak tahan aku untuk segera menikmati makanan ibu yang super lezat itu.
***
Kini tibalah saatnya menikmati segala hasil jerih payah kami membersihkan seluruh sudut rumah. Duduk di pekarangan rumah yang bersih dan disajikan makanan yang lezat adalah impian kami sejak kami membersihkan pekarangan rumah tadi.

“Ibu, Chika sudah lapar nih,” ucapku seusai mencuci tangan di kamar mandi. Aku pun bersorak menghampiri ayah dan ibu yang sudah duduk-duduk di pekarangan rumah yang indah dan bersih. “Yeay, makan! Ayo kita makan,” ujarku tak sabaran. “Iya Chika, anak ibu yang pintar. Ayo sini kita makan bersama,” ajak ibu kepadaku.

Aku pun kini duduk di pangkuan ibu dan bersiap menyantap makanan yang lezat. Namun, belum aku menyantap makanan yang lezat tiba-tiba ayah bertanya kepadaku. “Chika, bagaimana jika rumah kita bersih dan rapih?” “Tentu saja merasa nyaman, Ayah,” jawabku pada Ayah. “Betul, Chika. Kamu tahu, dalam hadits Nabi Muhammad SAW, menjaga kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Allah swt sangat menyukai kebersihan. Oleh karena itu, ketika kamu menemukan sampah, kotoran atau apapun di sekitarmu, kamu harus segera membersihkannya,” nasihat ayah kepadaku. “Wah, ternyata begitu ya. Tentu saja, Ayah! Chika pasti selalu menjaga kebersihan,” kataku pada ayah.  Aku tersenyum lalu bersiap untuk menyantap makanan di hadapanku. “Eittt, anak ibu dan ayah yang pintar ini sudah membersihkan tangannya belum nih?” “Tentu sudah! Pakai sabun juga kok! Hehe.” Aku menyantap makananku, diiringi tawa ayah dan ibu yang tak tahan melihat tingkah lucuku.  (dw)


Sumber : Cerpen Remaja, Muzakki.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

0 comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Flag Counter
Blogger Widgets

Copyright © LifeStyle3 Design by LifeStyle3 | Blogger Theme by LifeStyle3 | Powered by Blogger