lazada indonesia

Thursday 30 May 2013

Sahabat Sejati

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sudah seminggu ini Ari terbaring sakit. Tak ada satupun dari teman kelas yang menjenguknya.

Di sekolah, Vino, teman Ari berjalan mendekat ke arah sekerumunan siswa. “Kita jenguk Ari, yuk!” ajak Vino kepada teman kelas lainnya. “Enggak ah! Ngapain jenguk dia. Dia kan sombong. Buat apa orang sombong di jenguk, biarin aja,” celoteh Ojan.

Vino segera memutar badan. Ia berjalan lesu menelusuri jalanan sekolah yang sepi. Di hadapannya sudah berdiri Irfan, teman satu kelas lainnya, “Irfan, jenguk Ari, yuk! Kasian udah seminggu ini ga masuk,” ajak Vino lagi. “Ga mau! Aku sibuk! Ngapain jenguk Ari?” jawab Irfan.

Lelaki kecil itu menghela napas, kemudian ia masuk ke dalam kelas dan berjalan mendekat ke arah bangku Rian, salah satu teman akrab Ari “Rian, jenguk Ari yuk! Pulang sekolah ini ya,” ucap Vino bersemangat. “Ngapain dijenguk, tar juga masuk sendiri,” kata Rian dengan santainya.

Setiap kali Ari mengajak teman-teman lainnya, tak ada satu pun yang mau menjenguk Vino. Mungkin karena Ari merupakan anak yang sombong dan jahil, sehingga tak ada satu pun yang mau menjenguknya.  Vino memang tidak begitu akrab dengan Ari, bahkan Ari sering mengejek Vino, namun ia tidak pernah menyimpan dendam terhadap Ari. Dan ia adalah satu-satunya teman yang peduli terhadap Ari. “Pengen nengokin Ari yang sedang sakit. Tapi aku ga tau alamatnya di mana,” gumam Vino dalam hati.

Sepulang sekolah ia segera meminta alamat Ari kepada Ojan, Irfan dan Rian. Mereka segera memberikan alamat rumah Ari kepada Vino. “Baik banget sih mau nengokin. Kita ingetin aja nih. Ari itu anak orang kaya. Kalau kamu mau menjenguknya, kamu harus membawakannya sesuatu,” ucap Ojan. “Bikin repot aja jengukin dia. Udah, biarin aja, ga usah sok perhatian gitu,” tambah Irfan.  Setelah puas berkicau, mereka akhirnya memberikan alamat rumah Ari dan segera bergegas meninggalkan Vino. Vino segera bergegas mencari alamat rumah Ari.

“Assalamualaikum,” ucap Vino dengan malu-malu, di hadapan sebuah rumah megah nan mewah. “Wa’alaikumsalam,” jawab suara dari dalam rumah. Terlihat seorang ibu cantik dengan lembut dan ramah. “Adek temennya  Ari?” tanya perempuan itu. Vino mengangguk, wanita itu segera mempersilakan Vino untuk masuk. Diantarnya anak itu menuju kamar Ari.

“Ari, ada temenmu datang membesuk,” ucap ibu itu. “Pasti Ojan, irfan dan Rian kan, bu?” jawab Ari senang. “Bukan, Ri. Ini aku, Vino,” jawab Vino seraya masuk ke dalam kamar Ari. Ari begitu kaget  karena yang datang menjenguknya adalah Vino. Orang yang sering ia hina selama ini justru mempedulikannya.
“Vino, makasih banyak kamu udah membesuk aku. Maafin aku ya, aku sering jahat sama kamu, tapi kamu malah baik gini sama aku.  Ternyata mereka yang semula ku anggap sahabat, malah tidak peduli sama aku,” ucap Ari sedih.

Vino tersenyum dan menghibur Ari. Akhirnya, Ari pun menyadari arti dari persahabatan yang sesungguhnya. Sahabat itu harus ada di saat suka dan duka. “Vino. Kamu mau kan jadi sahabat sejatiku?” tanya Ari. Vino pun mengangguk setuju. Indahnya persahabatan sejati.   (Mar)

Sumber : Cerpen Remaja Muzakki
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

0 comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Flag Counter
Blogger Widgets

Copyright © LifeStyle3 Design by LifeStyle3 | Blogger Theme by LifeStyle3 | Powered by Blogger